Total Pageviews

About Me

My photo
depok, Indonesia
I always remember I am special.

Thursday, October 10, 2013

BIOGRAFI


Nama : Githa Purnamasari
Kelas : 3pa01
NPM : 13511089

Kota Depok tepatnya di RS Sumber Bahagia, hari senin pada tanggal 17 januari 1994 telah bertambah anggota keluarga dari pasangan Barno dan Sutarti. Seorang bayi perempuan yang ditunggu- tunggu lama karena jarak 3 anak laki- laki dengan saya cukup lama, ia di beri nama “Githa Purnamasari”. Nama itupun memiliki arti bagi kedua orang tua saya, “Githa” yang berarti suara dan “Purnamasari” dengan arti inti dari sinar terang sehingga menjadi sebuah doa yang berarti suara dari cahaya terang. Sebagian besar orang yang mendengar nama saya selalu bertanya “kamu lahir saat bulan prunama ya?”, padahal purnama yang dimaksud orangtua saya  merupakan cahaya terang.
Saya hidup ditengah- tengah keluarga yang masih cukup kental memegang adat jawa karena orang tua dari orang tua saya masih hidup untuk menghormati beliau. Ayah dan ibu saya bekerja dalam satu kantor yaitu Perum Pegadaian yang sekarang telah menjadi PT. Pegadaian. Saya tumbuh dikeluarga yang hangat tetapi tetap disiplin dalam hal belajar khususnya. Sifat ayahku sedikit keras jika anaknya tidak disiplin seperti saat aku mengalami kemunduran prestasi saat duduk di bangku Sekolah Dasar. Tetapi yang saya selalu bangga adalah sifat ayah yang disiplin tetapi tidak pernah “ringan tangan” pada semua anak- anaknya, dan setelah saya beranjak dewasa saya menyadari bahwa apa yang dilakukan ayah menjadi ilmu tersendiri untuk saya. Ibu adalah sahabat sekaligus orang tua terbaik. Ibu tidak pernah marah bahkan berbicara kasar. Ibu berbanding terbalik dengan ayah, mungkin karena ibu seorang perempuan yang memiliki naluri kelembutan. Ibu cenderung santai dalam menghadapi situasi di keluarga, ibu selalu memilih berbicara sedikit di akhir daripada berbicara banyak di awal. Ayah dan ibu selalu memberi kami fasilitas yang cukup tanpa harus berlebihan. Kadang saya berpikir “harusnya saya bisa dapat lebih dari orang tua saya”, karena orang tua saya tidak pernah memberi saya gadget terbaru setiap ada kemunculan yang terbaru. Sekalipun aku pernah merasakan saat aku mendapat prestasi sekolah dan marching band saat Sekolah Dasar. Yang selalu saya ingat dan selalu di ucapkan oleh ibu saat saya mengeluh karena merasa kurang, ibu hanya menjawab “ jadi orang jangan ngoyo”. Ngoyo merupakan bahasa jawa yang berarti berlebihan. Kata itu selalu ada di pikiran saya saat saya merasa bahwa saya kurang.
Riwayat sekolah saya baik karena bimbingan kedua orang tua saya selama ini. Sebelum saya masuk ke Sekolah Dasar saya lebih dulu masuk ke TK Al- Hijrah. Saya masuk sekolah 1 tahun lebih awal karena kakak- kakak saya yang setiap hari sekolah membuat saya memohon ke ibu agar sekolah. Pihak sekolah pun sebenarnya tidak mengijinkan karena umur yang belum mencukupi, tetapi ibu saya tetap memohon untuk bisa mengikuti kelas setiap hari dengan perjanjian jika saya tidak bisa mengikuti saya dianggap tinggal kelas, tetapi jika saya dapat mengikuti saya akan melanjutkan kelas. Dan saya bersyukur bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan berprestasi. Lulus dari taman kanak- kanak saya melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 18 yang cukup terkenal bagus disekitar saya tinggal. 6 tahun disana sangat berkesan karena saat SD saya memiliki prestasi yang baik dari jenjang- jenjang yang lain. Saat duduk di bangku SD saya mengikuti kegiatan Marching Band, awalnya tidak di dukung oleh ayah dan kakak saya tetapi ibu selalu menjadi penengah di keluarga saya. Berkat dukungan ibu saya tetap berprestasi meskipun mengikuti kegiatan lain, dan menambah prestasi saya juga pada akhirnya.
Lanjut Sekolah Menengah Pertama saya masuk SMPN 4 Depok yang terkenal cukup baik di sekitar Depok yang membuat saya bangga dengan hasil yang saya capai meskipun ini adalah sekolah piihan kedua saya karena pilihan pertama tidak lolos. Tetapi keluarga saya selalu membuat saya percaya diri dengan apa yang saya capai. SMP adalah masa dimana rasa ingin tahu muncul. Saya memiliki 5 orang dekat saat SMP dan hanya saya yang beragama islam, tetapi saya tidak mersa terganggu dengan status ini. Orang tua saya selalu mengajarkan saya untuk tidak pilih- pilih teman apalagi memilih dengan membedakan agamannya. Walaupun orang tua saya kuat agama tetapi mereka selalu mengajarkan saya untuk saling menghormati.
Setelah lulus SMP saya melanjutkan sekolah di SMA Negeri 4 Depok, seperti kejadian di saat saya SMP pun berulang. Saya selalu gagal memilih pilihan pertama. Awalnya saya sangat sedih karena banyak cerita tidak baik tentang SMA itu tapi setelah saya mengikuti dan membawa segala kesusahan menjadi tenang lama kelamaan saya menikmatinya.
3 tahun masa SMA tidak terasa saatnya saya melanjutkan ke perguruan tinggi. Saya banyak mengikuti tes untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri bahkan dapat kesempatan beasiswa karena masuk 10 besar di SMA saya, tapi lagi dan lagi Allah menghendaki takdir lain. Saya tidak boleh jauh dari orang tua karena saya masih belum bisa di lepas untuk hidup sendiri. Padahal jika masuk Perguruan Tinggi Negeri saya berjanji akan menggunakan jilbab. Sampai pada akhirnya saya masuk di Universitas Gunadarma Fakultas Psikologi. Awal perkuliahan saya masih belum berjilbab, sampai pada pertengahan perkuliahan ada satu hal yang membuat saya ingin menggunakan jilbab. Seorang dosen Agama Islam berkata “Anak perempuan wajib berjilbab untuk meringankan dosa Ayahnya dan Dirinya sendiri yang akan di pertanggung jawabkan di akhirat”. Semenjak kata-kata itu terdengar dan terpikir berulang-ulang mebuat hati saya bergejolak karena banyak hal yang harus saya ubah jika berjilbab. Dari mulai pakaian, bicara yang baik, bersikap yang baik dan yang lkebih utama saya harus mempertanggungjawabkan ibadah saya.
Kemudian saya teringat dengan janji saya pada Allah jika masuk Perguruan Tinggi Negeri saya akan berjilbab, tetapi karena saya tidak berhasil maka saya tidak menepati janji saya. Saya berpikir banyak cara Allah untuk membuka hati manusianya untu mengikuti perintahnya. Termasuk saya manusia yang tak pernah berfikir untuk berjilbab lebih cepat sekarang telah menepati janji dan kewajiban-Nya.


No comments:

Post a Comment